cover
Contact Name
Hartono, M.Pd.I
Contact Email
yudipoday@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yudipoday@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. situbondo,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist
ISSN : 26213699     EISSN : 26152568     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al Bayan: adalah Jurnal Ilmu Al- Qur'an dan Ilmu Hadist yang diterbitkan oleh LPPM STIQ Wali Songo Situbondo dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan januari dan juli. Jurnal ilmiah yang kami kelola memuat tema seputar Al Qur'an dan Hadist dan kajian-kajian keislaman lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2019): Juni" : 7 Documents clear
Al-Quran Dan Deradikalisasi Paham Keagamaan Di Perguruan Tinggi: Pengarusutamaan Islam Wasathiyah M. Alifudin Ikhsan
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.278 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.71

Abstract

Penelitian ini menghadirkan wacana baru dalam kehidupan beragama di perguruan tinggi. Ekstrimisme dan radikalisme menjadi ancaman terbesar dalam iklim akademik. Tulisan ini mencoba memberikan argumen berbeda terhadap pandangan Al-Quran terhadap radikalisme dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran isu radikal di pendidikan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yakni sebuah formula dan model pengarusutamaan Islam Wasathiyah sebagai upaya untuk deradikalisasi wacana dan aksi keagamaan di kampus.
Sekilas Tentang Tafsir Wahbah Al-Zuhaily muhammad Hambali
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.407 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.73

Abstract

Berbicara tentang penafsir al-Qur’an tidaklah akan terlepas dari membicarakan para mufassir ataupun penulis kitab-kitab tafsir terdahulu. Hal itu karena para mufassir masa kini merupakan penerus mufassir sebelumnya. Kalaulah ulama’ itu pewaris para Nabi dan salah satu tugas Nabi adalah menjelaskan maksud al-Qur’an maka wajarlah sejak awal ulama’ itu mengerahkan tenaga untuk melestarikan tafsir al-Qur’an demi kemaslahatan umat sebagai problem solving hari ini maupun di masa yang akan datang. Salah satu ulama’ masa kini yang turut mengerahkan tenaga dalam melestarikan tafsir al-Qur’an adalah Wahbah bin Mushtafa al-Zuhaily. Ia telah berhasil membuahkan karya tafsir yang tidak mudah rasanya dicapai oleh kebanyakan orang. Cendikiawan asal Suriah itu telah meninggalkan kitab tafsir berjilid-jilid dengan uraian-uraian yang begitu padat. Tidak berlebihan kiranya kalau penulis katakan bahwa buah karya Wahbah bin Mushtafa al-Zuhaily merupakan “emas” yang sangat berharga dalam dunia ilmu al-Qur’an dan tafsir. Artikel ini membahas Wahbah bin Mushtafa al-Zuhaily berikut kitab tafsirnya. Penulis berupaya mengenalkan kepada pembaca tentang metode Wahbah bin Mushtafa al-Zuhaily dalam menulis tafsirnya. Walaupun pembahasan dalam artikel ini tidaklah begitu detail dan mendalam, namun boleh jadi merupakan diskursus yang cukup segar dalam disiplin ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
Mendisabilitaskan Manusia Merajut Kesetaraan Aksesibilitas Rumah Ibadah Bagi Kaum Difabel M. Ilham Nurhakim
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.211 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.74

Abstract

Penyandang disabilitas adalah sebagian orang yang mempunyai hambatan personal terkait dengan kondisi fisik, mental intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu yang cukup lama. Hambatan hambatan ini diperburuk dengan situasi lingkungan sosial maupun fisik yang tidak mendukung untuk tumbuhberkembang, berpartisipasi dan berperan sosial, serta menjalani penghidupan yang layak sebagai manusia yang bermartabat. Banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap kaum difabel, salah satu bentuk ketidakpedulian masyarakat terhadap kaum disabilitas adalah minimnya aksesibilitas kemudahan rumah ibadah bagi kaum disabilitas. Padahal hak bagi kaum difabel ini seharusnya difasilitasi oleh berbagai kalangan di masyarakat.Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ini dimulai ketika hak dan kewajiban yang berjalan tidak seimbang, karena setiap manusia mempunyai hak kodrat yang dibawa oleh manusia sejak dalam kandungan hal itu merupakan hak fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa, yang melekat pada setiap manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Sehingga kaum disabilitas seharusnya mempunyai hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif dalam segala aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Dengan cara memberikan fasilitas dan aksesibilitas yang dibutuhkan oleh masyarkat difabel demi memberi kesetaraan, kenyamanan dan kesejahteraan untuk kaum disabilitas. Memberikan tempat ibadah yang inklusi membuat semua golongan lapisan masyarakat bisa untuk datang ke masjid tanpa adanya perbedaan. Masyarakat seharusnya ikut andil serta merta dalam menciptakan sebuah tatanan generasi baru yang inklusi, meleburkan segala sekat pemisah yang menghalangi hak antara difabel dan masyarakatnormal seperti biasa.
Perspektif Baru Metode Dan Aliran Tafsir Ibn Qayyim Abdul Muhaimin; Mas’ulil Munawaroh
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.116 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.75

Abstract

Qasam in the Koran shows the seriousness of Allah to convey material or strengthen arguments because of the lack of faith in the material delivered. This shows that knowing Qasam in the Qur'an is very urgent and it is not surprising if in the end Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah wrote a specific account explaining the Qasam in the Qur'an in his interpretation called “at-Tibyan fi Aqsamil Qur’an”. Therefore it is necessary to do a study to find out new perspectives of sources, methods and interpretations according to M. Ridlwan Nasir, thus adding insight into our study in the study of commentaries. The problem in this study is what sources, methods and interpretive flows are used in the tafsir “at-Tibyan fi Aqsamil Qur’an”. The results of the research that the research source used is bil Iqtiran (a combination of bil Ma'tsur and bil Ra'y), The method of the explanation uses the Bayan methodi , in terms of the breadth of the explanation using the Itnabi method , and seen from the goals & objectives of the verse interpreted using the Maudu'i method. While the flow / tendency, the flow Sufi, Lughawi, ‘Ilmi, and al-Fiqhi, but the most dominant flow is the Sufi.
Tafsir Ilmi Dalam Persfektif Al-Qur’an Sulaiman Sulaiman
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.588 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.76

Abstract

Al-Qur'an sebagai sebuah kitab suci, ternyata tidak hanya mengandung ayat-ayatyang berdimensi aqidah, syari'ah dan akhlaq semata, akan tetapi juga memberikan perhatian yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan (sains). Jika kita membaca Al-Qur'an secara seksama, akan kita temukan sangat banyak ayat-ayat yangmengajak kepada manusia untuk bersikap ilmiah, berdiri di atas prinsip pembebasan akaldari takhayul dan kebebasan akal untuk berpikir. Al-Qur'an selalu mengajak manusiauntuk melihat, membaca, memperhatikan, memikirkan, mengkaji serta memahami darisetiap fenomena yang ada terlebih lagi terhadap fenomena-fenomena alam semesta yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena darinya bisa dikembangkan sains danteknologi untuk perkembangan umat manusia dan dengan itu pula akan didapatkan pemahaman yang utuh dan lengkap. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang mutlak diperlukan manusia dalam memperoleh dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring bergeraknya zaman, kreatifitas dan pengetahuan manusia juga berkembang.Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai ilmu pengatahuan modern baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial beserta perkembangannya dari waktu ke waktu.Selain itu, memiliki potensi mengembangkan pengetahuan dengan perantara pendengaran, penglihatan, akal dan hati adalah keistimewaan yang menjadikan manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lain dalam menjalankan fungsi kekhalifahan.Dalam pada itu tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya, al-Qur’an mengisyaratkan fenomena-fenomena alam untuk dipahami dan dipelajari.
Hak Asasi Manusia (HAM) Dalam Penerapan Hukum Islam Di Indonesia Achmad Suhaili
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.612 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.77

Abstract

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang secara alamiah diperoleh seseorang sejak lahir, karena itu HAM sejalan dengan ftrah manusia itu sendiri. HAM pada hakikatnya merupakan anugrah Allah kepada semua manusia. Dilihat dari kodrat manusia, hakekatnya telah dianugerahi hak-hak pokok yang sama oleh Allah SWT. Hak-hak pokok inilah yang disebut sebagai hak asasi manusia (HAM). HAM yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal, dan abadi berkaitan dengan martabat dan harkat manusia itu sendiri. HAM juga menjadi keharusan dari sebuah negara untuk bisa menjaminnya dalam konstitusinya. Karena Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, di jungjung tinggi, di lindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek dari sisi kehidupan manusia, dan tentu saja telah tercakup di dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia (HAM). Namun memang tidak dalam satu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar dalam ayat-ayat suci alQuran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Islam, selalu konsisten dalam penerapan Hukum Islam yang senantiasa mensandingkan prinsipnya dengan Nilai-nilai Hak Asasi Manusia yang harus di lindungi oleh Negara dan Pemerintah.
Peran Kepemimpinan Kyai Dalam Mendidik Dan Membentuk Karakter Santri Yang Siap Mengabdi Kepada Masyarakat Mia Kurniati; Miftahus Surur; Ahmad Hafas Rasyidi
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 2 No 2 (2019): Juni
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.223 KB) | DOI: 10.35132/albayan.v2i2.80

Abstract

Boarding school is an Islamic institution that has a noble goal, that is to educate the community in which is called santri, so that it becomes a human being beneficial to himself more for the outside community. To be a students who hope to be able to be useful in the midst of society, for that institution of boarding schools create a variety of programs and education either in the form of character education and formal education in order to adapt themselves With the demands of the epoch but still on the line of provisions taught his religion that is Islam. In a boarding school certainly has leaders who lead the entire students therein, as the caretaker as well as the main leader of boarding school is a major role in realizing the vision and mission of boarding schools, because only the top The entire activity will run.The method used in this study is a qualitative method in which the source of results is obtained from interviews with predetermined sources. The results of the study prove that the role of the kyai is very urgent for the life of the boarding school community in it,because the kyai is the leader of the boarding school. In realizing a common goal in educating and shaping the character of santri as needed in the midst of society, of course there are several obstacles. However, this is still a reasonable limit and is handled jointly by the kyai together with the administrators of the Salafiyah Dawuhan Islamic boarding school.

Page 1 of 1 | Total Record : 7